Permasalahan Pedagang Ikan di Pasar Apung Jargaria

Permasalahan para pedagang ikan di Pasar Apung Jagaria ini didapatkan melalui kunjungan lapangan pada bulan Oktober tahun 2012. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi.

Aru memiliki potensi ikan yang melimpah. Namun pedagang belum optimal dalam memanfaatkan ikan. Permasalhan yang dihadapi dan solusinya sebagai berikut.

Pedagang ikan di Pasar Apung berlatar belakang multietinis. Beberapa latar belakang etnis pedagang ikan di pasar Jagaria ini diantaranya dari atnis aru, bugis, buton, dan batak. Permasalahan saat ini yang menghinggapi pedangan ikan diataranya; ketakutan bunga pinjaman di Bank. Permasalahan akan terpenuhinya permodalan, sangat diharapkan pada pedagang ikan.

Pada Pasar Apung Jagaria, jumlah pedagan ikan sebanya tiga puluh pedagang. Jumlah lapak ikan di pasar tersebut sejumlah dua belas lapak ikan. Coolbox menjadi alat penyimpanan para pedagang ketika ikannya tidak laku terjual.

Pada pasar Apung terdapat tujuh coolbox. Sisa ikan yang tidak habis terjual dibuang begitu saja. Bahan bakar minyak masih menjadi masalah nelayan. Nelayan hanya diberi lima liter yang berdampak pada keterbatasan nelayan. Higinitas dipasar ikan tampaknya belum memenuhi standar. Hal ini dapat dilihat temua di lapangan bahwa beragam sampah ikan dan kulit kerang berserakan.


Kebutuhan pompa ikan dibutuhkan untuk membersihkan sampah. Kondisi pasar yang mulai sesak berjejalan. Kondisi pasar yang sempit namun pembeli dan pedagang bertambah. Kondisi pasar apung tersebut seiring dengan limbah ikan busuk yang berserakan. 

Postingan terkait:

1 Tanggapan untuk "Permasalahan Pedagang Ikan di Pasar Apung Jargaria "